Ilmu merupakan esensi yang penting dalam kehidupan manusia. Istilah Ilmu
dalam pengertiaan klasik yaitu pengetahuan tentang sebab-akibat. Atau
asal-usul. Istilah pengetahuan biasanya dilawankan dengan opiini, sedang
istilah sebab diambil dari kata yunani yaitu “aitia”, yakni prinsip
pertama.[1] Bahkan ketika nabi Adam pertama diturunkan dibumi pun telah
diajarkan ilmu-ilmu baru mengenai nama banyak hal. Ilmu pengetahuan memiliki
banyak arti dan cabang, namun secara epistimologis keilmuan pada hakikatnya gabungan
antara berpikir secara rasional dan secara empiris.[2]
Dalam alqur’an
juga telah disebutkan kemuliaan ilmu yang hendaknya dimilikin oleh setiap
orang. Sehingga dengan adanya ilmu menjadikan manusia lebih unggul derajatnya
dibanding makhluk-makhluk lain guna menjalankan tugas manusia sebagai khalifah
di bumi. Menurut Al-ghazali dalam bukunya Mi’yar al-alm bahwa Ilmu
adalah salinan (yang tehasilkan dalam mental obyek) yang sesuai dengan objek
ilmu. Dalam bukunya yang lain ia mengemukakan bahwa ilmu adalah rumusan tentang
sampainya hakikat ke dalam Hati.[3]
Dengan demikian kita bisa melihat bahwasanya ilmu merupakan hal yang sangat
berpengaruh dalam kehidupan manusia.
Ilmu harusnya dipupuk sejak anak di usia
sedini mungkin, bahkan sejak ia dalam masa kandungan. Karena pada masa itu lah
tulang nya mulai dibentuk, jiwa nya mulai di bangun dan ruhnya mulai ditiupkan.
Maka sangat baik jikalau sang ibu memulai menanamkan ilmu kepada anak. Anak di
usia dini merupakan masa yang sangat krusial dalam menerima dan memahami
sesuatu. Hendaknya orang tua sebagai “madrasah utama” mendampingi setiap tumbuh
kembang serta memberikan pengetahuan yang baik untuk masa depan si anak. Selain orang tua, ada
pula jenjang pendidikan formal pertama bagi anak usia dini atau yang biasa
disebut PAUD untuk rentang usia 1-4 tahun. Dengan didampingi orang tua
masing-masing anak. Disana anak diajarkan mengenai hal yang baru bagi mereka. Serta
untuk menumbuhkan jiwa sosial anak untuk berinteraksi dengan yang lain. Dalam
proses pengajaran anak PAUD, banyak metode yang digunakan, seperti bermain
sambil belajar bernyanyi, menggambar dan yang lain nya. Dengan tujuan membuat
anak nyaman dan senang dalam menerima ilmu baru yang disampaikan oleh guru. Pola
pendidikan anak PAUD berbeda tentunya dengan jenjang pendidikan formal yang
lain. Anak dalam usia PAUD adalah masa dimana ia mudah menerima sesuatu yang
baru.
Islam
sebagaimana dijelaskan dalam puluhan ayat Al-quran mendudukan ilmu dan para
ilmuwan di tempat yang terhormat. Ini tidak terlepas dari peran dan fungsi
ilmu. Ilmu jelas modal dasar bagi seseorang dalam memahami berbagai hal baik
terkait urusan duniawi ataupun ukhrowi.
Hai orang-orang beriman
apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis",
Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila
dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan
meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi
ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu
kerjakan.[4]
(Al-Mujadalah: 11)
Selain menganjurkan kita untuk menuntut ilmu, Allah juga
memerintahkan kita untuk senantiasa menambah ilmu pengetahuan tersebut. Dalam
pembukaan Bidayah al-Hidayah (awal tumbuhnya hidayah) Imam Al-Ghazali
menulis, “sesungguhnya hidayah-yang merupakan buah dai ilmu- mempunyai pangkal
(bidayah) dan ujung (nihayah), yang tampak (zhahir) dan
tersembunyi (bathin). Tidak mungkin sampai ke ujungnya sebelum
memantapkan pangkalnya. Tidak akan mengerti bathin nya sebelum menyaksikan
terhadap zhahirnya[5]”.
Disini kita sudah
mengetahui akan pentingnya menuntut ilmu dan pandangan islam terhadap ilmu.
Maka sebagai umat muslim hendanya kita menjalankan apa yang telah diperintahkan
oleh Allah swt.
Namun dalam tahapannya, proses pendidikan anak usia dini memiliki
guru terpenting dikehidupannya sebelum di sekolah, yaitu pendidikan orang tua.
Karena bagaimanapun juga sebelum mengenal masyarakat luas, anak akan dahulu
belajar langsung dari keluarga dan orangtua nya. Di dalam rumah, orang yang
sangat berperan aktif menjadi guru bagi anak adalah ibu. Ibu merupakan orang
yang pertama kali sebagai pendidikan anak. Karena ibu ibarat sekolah, jika ibu
mempersiapkan anak, berarti ibu telah mempersiapkan generasi yang kokoh dan
kuat[6].
Dengan begitu semakin banyak ibu yang berbenah diri dan mendidik anak nya
dengan cara yang baik, makan anak akan siap dalam menghadapi fase-fase kehidupan
selanjutnya.
Itulah sebabnya
pendidikan dalam keluarga disebut pendidikan yang pertama dan utama, serta
merupakan peletak fondasi dari watak dan pendidikan anak ( Wahjoetomo, 1997)
oleh karena itu konsep pendidikan islam perlu diterapkan pula dalam keluarga
yang menjadikan keluarga dan orang tua sebagai fondasi dasar terhadap lembaga
pendidikan sekolah atau luar sekolah dalam masyarakat.
Dalam bukunya,
Nur Kholis Madjid mengatakan bahwa jika disimak lebih mendalam
petunjuk-petunjuk ilahi, maka dapat ditarik kesimpulan betapa pentingnya
hubungan orang tua dan anak dalam hidup ini. Pendidikan anak tidak harus
menggunakan cara-cara konvensional, anak harus diperkenalkan dinamika
perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan. Pemahaman yang sempit akan menjadikan
anak bersikap tertutup dan kesulitan menghadapi kenyataan hidup. Menurutnya,
penanaman akhlak tidak akan berhasil dengan baik jika tidak dibekali ilmu
pengetahuan yang dapat bersaing dengan kemajuan zaman.[7]
Maka
dari itu sejak anak di usia dini orang tua sebagai pendamping dan guru sebagai
pengajar hendaknya menanamkan nilai kecintaan ilmu di dalam diri mereka
sehingga bisa bermanfaat di masa yang akan datang.
[1] Drs.
Rizal Mustansyir M. Hum, Drs Misnal Munir M.Hum, FILSAFAT ILMU, Pustaka pelajar
offset, januari 2013
[2] Pdf. Roziq Syaifudin.
EPISTIMOLOGI PENDIDIKAN ISLAM PERSPEKTIF AL-GHAZALI DAN FAZLUR RAHMAN
[3] Pdf. Ibid hal.
296
[5] Imam
Al-Ghazali, bidayah al-hidayah dalam
Tadris, Mulyono, Kedudukan Ilmu dan Belajar dalam Islam pdf, UIN
Malang, hal. 4
[6] Muhammad Athiyah Al-Abrasyi, At-Tarbiyah Al-Islamiyah, (Kairo,
Darul Qouniyah, 1964) hlm. 116 dalam Khanif , Mohammad (2013) Peran
Orang Tua dalam Menanamkan Pendidikan Agama Islam pada Anaknya (Studi di SMP
Annindlomiyah Desa Wonorejo Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Kendal). Undergraduate (S1) thesis, IAIN
Walisongo hlm. 1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar